Sajak-Sajak Yani E.F. Rumimpunu
Komposisi 1. Digital Art. Arie Tulus. 2011
BISAKAH
Bisakah aku?
Keluh dan tanyaku,
Mampukah aku ?
Desah nadiku
Akankah aku?
Risauku kala itu..
Dapatkah aku meraihnya?
Aku tak tahu !
Apakah dunia tahu ?
Impossible, pikirku..
Tapi apa kata mereka?
Aku tak peduli !
Katanya begini,
katanya begitu,
Membingungkan,
memusingkan !
Haruskah ku bilang Asta la Vista?
Ku tertekan, sangat payah !
Good bye saja kah?
Jangan, kataku pelan..
Lantas apa?
Diam ??
Jiwaku kini teriak,
Semua tak tahu..
Lalu apa yang ku dapati ?
Nothing !!
------------------------
11 Oktober 1998
TERBALUT SEPI
Jika masih diijinkan
berucap
Akan segera ku
teriakkan
Akan segera ku
curahkan
Juga ku tumpahkan
Pada batu
Pada gundukan tanah
Pada sampah sekalipun
Bahwa aku letih
Dipermainkan waktu
Pada langit biru
Kerikil jalanan
Juga gerimis senja
Aku tanya mengapa?
Awan telah membungkus
malam
Jiwaku terbalut sepi
----------------
19 September 1999
SAYAP PATAH
Ku tatap dalam
keheningan
Dari sudut sepi jiwaku
Dari sisi hampa
pribadiku
Pada bias indahmu
Begitu sempurna
Sedangkan aku,
Ah,, apalah artinya
aku ?
Aku hanyalah ranting
kering
Aku hanyalah daun yang
jatuh
Di musim gugur
Aku bukan pelangi
sehabis badai
Aku bukan embun di
waktu malam
Bukan lilin di tengah
kegelapan
Bukan camar di atas
deru ombak
Aku hanyalah sekedar
Sayap patah....
----------------
30 April 2001
AKU DAN HIDUP 1
Kutapaki jalan-jalan
ini
Di antara serpihan-
serpihan
Kabut putih
Di bawah bayang-bayang
kelam
Sebagai kembara
jalanan
Yang tak pernah pasti
Menjelang hari
Dan ketika jauh
Langkah terbuang,
Ku sadari sepenuhnya
diriku
Sebagai kembara
jalanan
Yang tiada henti
Menyeret langkah
hingga
Sepi di ujung senja
Ya, aku hanyalah
Kembara jalanan yang
selalu
Bermimpi menantang
mentari
Tapi slalu cuma menepi
Bersembunyi dibalik
kuku-kuku malam
Tanpa daya dan
tersesat
Hilang di tepian hampa
-------------------
4 Januari 2002
PENCARIANKU
Kucari jejakmu
Juga bayangmu
Di keramaian malam
Kota Tomohon
Berbaur dingin
mencekam
Ada berjuta keindahan
Berhamburan di sana
Mengisi setiap sudut
Juga beribu jejak
kujumpai
Bertebaran
Namun tak ada satupun
Jejakmu berbekas
Apakah jejakmu memang
mustahil
Berpijak bersama
jejakku
Atau mungkinkah
bayangmu
Temani bayangku susuri
Kelam sunyi
hari-hariku
--------------
8 September 2003
PASRAH
(Padamu dalam benakku)
Coba kau tatap
lekat-lekat
Dan pandangi baik-baik
Yang ada di hadapan
kita
Yang telah kita
ciptakan
Bersama
Dan yang tak pernah
Kita akui
Coba lihat dengan
jelas
Tiap sisi dan sudut
Dari jarak yang kian
nyata
Terbentang antara kita
Akankah kita peduli
Atau kita lari, pergi
Tinggalkan semua perih
Tanpa niat satukan
rasa
Tanpa asa mekar
merekah
Tapi biarlah semua
pergi
Biar pula semua
berlalu
Bila memang harus
terjadi
-------------------
15 Agustus 2003
PENANTIAN
Tak bisakah kubawa
langkahku
Sejajar dengan
langkahmu ?
Atau izinkan mentari
menyapa
Sinari rapat bayang
kita?
Apakah kau tahu,
Purnama telah berkali
hiasi
Angkasa bening
Tapi pernahkah kita
searah
Meski cuma sekejap ?
Coba jawab semua
Dengan kepastian
Jangan belenggu semua
Dengan kepalsuan
Ataupun pasung dalam
kehampaan
Biarkan semua mengalir
Seirama dalam damai
---------------
17 Agustus 2003
MELEPAS YANG TERINDAH
II
(Kepada Bidadari Biru)
Mendung bertahta megah
Di singgasana
cakrawala
September lima
Gundah di jiwaku
Bergemuruh
Mengguncang hebat
Kala tajam tatapanmu
Mengiris bagai sembilu
Senyum dan tawamu
Yang penuh misteri
Kian yakinkan aku
Bahwa kau ingin
Berjalan tanpa diriku
------------------
5 September 2003
MEMBURU CINTA
Aku mengembara
Di belahan Kampus Ungu
Hari ini,
Ada beraneka wangi
Mengusik sepanjang
jalanku
Dibarengi debat
jantung
Yang dag dig dug ...
Ku tebar pandanganku
Kucari dirimu di
antara
Hiruk pikuk
bunga-bunga Kampus
Di setiap rimba
kerumunan warna
Tapi tak ada titik
keindahan
Kutemui di sana
Aku terus mencari
Mencari dan mencari
Hingga ku tak sanggup
lagi
Untuk mencari indah
Bayanganmu
---------------------
16 September 2003
HIDUPKU DI TANGAN-MU
(Kepada Sang Junjunganku)
Aku mengembara di
belantara dunia
Di belahan rimba
perkasa raya
Di jalanan berliku,
berlumpur
Ganas juga panas
Ku teriakkan namaMu
membelah angkasa
Pada setiap pelarianku
juga kehilanganku
Ku seret langkah
tertatih-tatih
Menembus mendung mengoyak
kabut
Dan terkadang kuingin
kembali
Tapi cuma namaMu terus
kuatkanku
Ketika nanar
pandanganku terbentur karang
Di hamparan samudra
bergelora
Hidupku makin asing
juga kering
Terkikis, menipis dan
pasti gersang
Namun selalu ingin ku
genggam
Janji dan namaMu
Meski terbelah duka
nestapa
Karena Kau bersamaku
Dan hidupku
Dalam tanganMu
-------------------
25 September 2003
MELERAI SKETSA CINTA
Aku menyendiri dalam
Kebisuanku di ujung
kelam
Dataran jiwaku
Ku biarkan segala rasa
Menikam nuraniku
Aku terpaku,
Gambaran batinku
tersayat
Terkadang ingin
kurombak,
Ingin kulerai segala
bentuk
Keindahanmu di setiap
Desah nafasku
Tapi aku slalu
terkapar
Aku sungguh tak mampu
Hancurkan rasaku yang
putih
Ataupun pudarkan benih
kasih
Yang murni mengalir
dalam
Segala perenunganku
Yang pasti,
Aku tak mampu
Meluluhkan segala
pesonamu
---------------------
25 September 2003
Yani E.F. Rumimpunu, S.Pd
lahir di Tataaran II, 4 Januari 1980. S1 Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni UNIMA. Sekarang ini Guru Seni Budaya di SMP N 5 Satap Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara.//@arts
Komentar
Posting Komentar