Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2016

Sajak-Sajak Prisky Sumampow

Gambar
 Lukisan "Perjalanan Abstrak Digital > 832" Arie Tulus 2015 sajak sajak Prisky Sumampow JIWA SEGALA JIWA Dalam setiap langkah aku tertegun Menyibak makna tanpa warna Gemericik gelang hempaskan kesunyian Disuatu resah pantulkan jiwa Bersemayam dalam pandangmu Bergulir rindunya perasaan cinta Berarak duka matikan rasa Jiwa meronta bangkitkan penyesalan Oh... jiwa segala jiwa Penyejukku kau hempaskan ke semak-samak Beretak kencang jiwa merana Setengah hati bersatu dan berbenturan Lemahku melukai hatimu Menyapu luka tampakkan batin Roh ku mendekat kearah fatamorgana Berarak rasa hempaskan kerinduan Dalam indahnya cinta hanyalah fana hingga melukiskan sengsara yang tiada batas.. Apakah rasa secangkir cawan Hingga madu kurasa racun yang kuteguk Bercermin bayangan orang-orang tertawa, Dalam jiwaku aku berkata Cinta tak selalu kau teguk dengan kebahagiaan ----------- Mei 2016 SEMANGAT Angkat kitabmu kawan P...

Mencari Kritikus Seni Rupa Sulawesi Utara Yang Asli Oleh Arie Tulus.

Gambar
"Nyanyian Gitar IV. Digital Art, Arie Tulus 2011 Satu pertanyaan yang hingga saat ini masih melingkar lingkar di kepala saya adalah: “Apakah di Sulawesi Utara ada atau tidak seseorang yang bisa menempatkan dirinya sebagai “suhu” yang benar-benar dapat mengkritisi atau mengulas ulas karya cipta seni rupa para “Seniman” di ujung utara pulau Sulawesi ini ? Bahwa akhir-akhir ini muncul sosok yang menamakan diri sebagai Mata Rupa Kritikus Seni di media social, dan yang bersangkutan memberanikan diri ikut masuk bergabung di group HIPMA (Himpunan Pelukis Manado), dan Group Seniman Sulawesi Utara. Kehadiran si Mata Rupa Kritikus Seni (MRKS) yang hingga saat ini masih bikin penasaran campur benci, marah dan mungkin rindu dikalangan perupa Sulut untuk mengetahui siapakah sebenarnya dia dalam hal ini telah melakukan pukulan halus atau telak bagi mereka-mereka yang sesungguhnya punya potensi besar dan layak menempatkan diri sebagai seorang kritikus atau katakanlah kurator ya...

Maengket Minahasa Cuma Bisa Tampil Jika Ada Festival

Gambar
      beritafotosulut.com // Tomohon Seni 12 Juli 2016. Kehadiran kelompok maengket di tanah Minahasa akhir-akhir ini seperti menjadi barang langka. Jika tidak ada festival atau semacam lomba maka jenis kesenian yang menyuguhkan bentuk tari, gerak dan nyanyi tiga babak ini tidak akan pernah kita saksikan. Kecuali itu di undang oleh kalangan tertentu untuk tampil sekedar mengisi acara keluarga atau instansi tertentu. peristiwa inipun boleh dibilang sangat sangat jarang terjadi.  Foto/gambar Maengket yang ada ini adalah kelompok Maengket di Kakaskasen dan Tanah Wangko ketika tampil pada F estival Maengket tingkat nasional yang di prakarsai oleh Yayasan Institut Seni Budaya Sulawesi Utara pimpinan Pak Benny J. Mamoto di Jakarta pada September 2013 silam. @arietulus.

Pantai Pal Marinsow Likupang Minahasa Utara Wow...

Gambar
beritafotosulut.com //Ingin menikmati pesona alam pantai yang jernih bersih putih seputih pasir putihnya menghampar dibibir pantai ? Datanglah di Pante Pal Marinsow Likupang Timur Minahasa Utara. Gambar-gambar yang ditampilkan ini cuma sebagian dari mata yang bisa memandang keindahan alam yang ada di pantai ini.@arietulus.

Kesederhanaan Benny Josua Mamoto Pada Upacara Adat Watu Pinawetengan 7 Juli 2016

Gambar
beritafotosulut.com // Upacara Adat yang dilaksanakan oleh Yayasan Institut Seni Budaya Sulawesi Utara (YISBSU) pada 7 Juli 2016 berlangsung singkat penuh kesederhanaan. Jika pada tahun-tahun sebelumnya baik di Watu Pinawetengan maupun di Pa'dior yang dijadikan lokasi tetap pelaksanaan festival Pinawetengan selalu ada kemeriahan karena dihadiri oleh ribuan pengunjung baik yang datang dari berbagai penjuru tanah adat Minahasa, maupun yang datang dari luar tanah Toar Lumimuut, pun sebagai turis domestik maupun turis mancanegara menyaksikan berbagai aktraksi khas seni budaya Sulawesi Utara, tapi  kali ini tidak demikian. Tepat pukul 09.00 wita begitu Irjen Pol (Purn) Dr. Benny.J.Mamoto SH, MSi (BJM) dan Ibu Rita Mamoto didampingi para tua-tua adat dari sub etnis Pasan tiba di Watu Pinawetengan, langsung disambut dengan tarian Kabasaran dan musik bambu. Beberapa menit kemudian BJM sebagai Pimpinan Yayasan Institut Seni Budaya Sulawesi Utara membacakan sambutannya dalam bahasa Pas...