beritafotosulut.com // Upacara Adat yang dilaksanakan oleh
Yayasan Institut Seni Budaya Sulawesi Utara (YISBSU) pada 7 Juli 2016
berlangsung singkat penuh kesederhanaan. Jika pada tahun-tahun sebelumnya baik
di Watu Pinawetengan maupun di Pa'dior yang dijadikan lokasi tetap pelaksanaan
festival Pinawetengan selalu ada kemeriahan karena dihadiri oleh ribuan
pengunjung baik yang datang dari berbagai penjuru tanah adat Minahasa, maupun
yang datang dari luar tanah Toar Lumimuut, pun sebagai turis domestik maupun
turis mancanegara menyaksikan berbagai aktraksi khas seni budaya Sulawesi
Utara, tapi kali ini tidak demikian. Tepat pukul 09.00 wita begitu Irjen Pol (Purn) Dr. Benny.J.Mamoto SH, MSi (BJM)
dan Ibu Rita Mamoto didampingi para tua-tua adat dari sub etnis Pasan tiba di
Watu Pinawetengan, langsung disambut dengan tarian Kabasaran dan musik bambu.
Beberapa menit kemudian BJM sebagai Pimpinan Yayasan Institut Seni Budaya
Sulawesi Utara membacakan sambutannya dalam bahasa Pasan, dilanjutkan dengan
doa ucapan syukur berbahasa Pasan dari salah satu tua-tua adat.
Upacara Pinawetengan yang di wakili oleh sub etnis Pasan ini diakhiri dengan
hadirnya sekelompok penari padi anak muda Pasan dipimpin oleh Apolos Kawenas,
S.Pd., dari Minahasa Tenggara. Para penari tampil memukau dihadapan BJM, tua
tua adat dan ratusan pengunjung lainnya. Singkatnya pada upacara Pinawetengan
kali ini hanya dilaksanakan sederhana. Tidak seperti biasanya yang
dipublikasikan secara besar besaran dengan format acaranya yang luar biasa
juga.
"Pelaksanaan Upacara Adat pada 7 Juli 2016 di Pinawetengan memang sengaja
diformat sederhana, mengingat umat muslim masih dalam suasana hari raya lebaran
Idul Fitri. Jadi hanya laksanakan dalam bentuk doa dan ucapan syukur
dilanjutkan makan bersama di sekretariat Yayasan Institut Seni Budaya Sulawesi
Utara", ungkap BJM usai upacara adat.//@arietulus.
|
Suasana doa dipimpin oleh seorang tua-tua adat Pasan |
|
Sambutan BJM dalam bahasa Pasan |
Komentar
Posting Komentar