SAJAK-SAJAK IVONE SOFIA KUMOLONTANG

Mencari Cari (digital painting) Arie Tulus 2017


Aku Ingin Bercerita

Aku ingin bercerita
tentang suara angin lirih malam ini
tentang bocah menangisi kucingnya yang mati
tentang wanita mengemis separuh hati
tentang lelaki gemar bersembunyi
tentang ayah tak sanggup memberi
tentang ibu tak bisa menanak nasi
tentang nenek membisu di atas kursi
tentang kakek yang mendongeng kedamaian sejati

aku ingin bercerita
cerita cita klasik kehidupan
ketika angin lirih malam ini berlalu
mengunjungi tempat tempat kosong haru biru
hati hati beku dinyanyikan luruh
untuk dulu agar terbuka
mata mata tenggelam dalam rasa
dan pasrah pada cinta yang kian terlupa
dan  angin itu hembuskan suara suara lirihnya
dalam detik detik sunyi mata mata hampa
memanggil membuka rasa

aku ingin bercerita
tentang angin bersajak cinta
di malam hari lirih.
----------
26 september 2009



Ketika sekali lagi

Ketika sekali lagi
ia pertanyakan hidup dari balik kain kafan  
menyelimuti jiwa yang dibuat mati
dari bawah tanah gersang
tandus dan gelap yang ia sebut rumah
terus menutup matanya
walau denyut jantung itu masih berdetak
seiring detik waktu yang semakin sempit
sesungguhnya telah menolak kehidupan
yang diberikan padanya di permukaan
atau mungkin karena ia telah lama dibunuh
oleh makhluk makhluk asing berwujud kecewa
membunuh segala harapan
kemudian menolak meraih cahaya yang masuk sedikit
lewat lubang lubang tanah tempatnya melihat hidup di atas sana
lalu menciptakan dunia yang tak ‘kan bisa dirusak
tak bisa dihancurkan oleh rupa rupa makhluk asing
dan dunia cahayanya berpendar lebih indah
kemudian ia nikahi kesunyian
sebagai pasangan sejatinya yang abadi
lalu pergi keliling dunia menaklukkan satu per satu
yang dapat ditaklukan!
Karena hidup di permukaan baginya tak lebih dari sekotak permainan
menjadi makhluk tertangguh sekaligus terlemah
terhebat sekaligus tergagal
karena yang dilakukannya dalam sunyi adalah bertanya
sekali lagi, dimanakah hidup?
Dan yang lebih menyedihkan adalah ketika kita
merubah kata
ia menjadi aku.
-----------
12 Oktober 2009



Kanvas kosong

kanvas itu putih
tak ada luka
tak ada pengkhianatan
naif

kanvas itu putih
tak ada rasa
tak ada pengorbanan
mati

jemariku lemas
kuas ini berat, ia sungguh skeptis !
aku tak kuasa menjawab semua tanyanya

kanvas itu diam
pasrah
tak berdaya
penyerahan diri

aku tak kuasa mengeksekusi korban
yang tak bersalah dan hanya diam!
haruskah kugores kemunafikan dalam kesucian?
sementara kuas eksekutor handal
membasuh dirinya dengan tinta hitam
siap memberikan rasa belenggu
tak ada pengampunan

namun aku bukanlah hakim yang bijak!
aku masih berdiri di depan tiang penggantungan
dan waktu enggan menunggu
dentingnya mencabut nafas ku satu per satu
dadaku sesak

kanvas itu kosong
aku menangis
layaknya ibu yang merindukan anak
tapi tak ingin melahirkannya
ia takut pada wujud
takut pada kenyataan
ia tak ingin anaknya mengecap rasa

Semua yang hidup gila!
warna adalah kegilaan!
lalu ia menelan penuh seluruh rasa mimpi
dan harapan yang serupa merah darah
dan dibiarkannya kanvas kosong
sementara detik berlari mencabut nyawa.
 --------------


Surga Neraka

Ketika waktu berjalan merangkak
kemudian berhenti dalam satu hentakan
merubah segalanya menjadi gelap
aku tahu kau disana
terbujur kaku bagai mayat digerogoti dingin
membeku dan sepi menusuk

aku merasakan denyutmu bergetar
pelan dan lembut disini
di dalam ruang poros tubuhku
saat itu aku tahu jiwa kita telah bersetubuh
dalam ikatan andromeda bimasakti
selama ribuan tahun meraba-raba
dalam kamar antariksa galaksi
mencoba mencari arti
dari ruang hampa tak berbatas.

kita adalah hitam putih
baik buruk
gelap terang
surga neraka

kita adalah keterikatan abadi
kamu adalah aku
aku adalah kamu

kita adalah satu
bahkan ketika waktu mencoba
mencungkil memori yang pernah terekam
kita tak bisa mati.
---------


Duniamu dan Duniaku Berbeda 
Tapi Mata Kita Sama

Dia yang hadir
Dia yang tinggal
Dia yang pergi
Dia yang kembali
bukankah dunia berputar ?

Dia yang termenung
Dia yang tersenyum
Dia yang tertawa
Dia yang menangis
bukankah dunia berwarna ?

Memilih rumah bersandar
memilih warna baju untukmu keluar berjalan-jalan.
ini adalah dunia

Duniamu dan duniaku berbeda
tapi mata kita sama
musim semi untuk para penyair kecil

Huruf-huruf selalu berjatuhan
seperti hujan keras dari atas langit mendung berawan
bertransform berubah bentuk
menjadi monster-monster pemakan hati

Kami budak rasa
pelacur hati
mata-mata kehidupan
pandangan
jarak
eksistensi dan keAkuan
kelembutan
kepekaan yang menjadi malapetaka

Ah
monster-monster itu telah mencabuli pikiran kami
kami hanya anak kecil yang sempat bermimpi

Berikan kami sedikit cahaya matahari
sedikit warna-warni dari perkebunan strawberry
segelas kopi susu beraroma wangi dan manis
lalu suara akordion yang membuai-buai bersama dedaunan

Berikan kami senyum pesonamu
sedikit pengorbanan kecil
ketulusan dan kebaikan
segala rasa yang indah dihati

apabila musim semi telah tiba,
biarkan sejenak kami tertawa.
-------------


Era Sayap Patah

mencoba pahami eksistensi jiwa seseorang
seperti menyelami kegilaan hidup
dimana kebenaran dan kesalahan
tidak memiliki batas perbedaan

dimana originalitas dan kepalsuan
hanya seperti koma dan titik yang bersambungan
membentuk kalimat
entah bermakna atau tidak
dan segala hal hanya dipisahkan dengan kata 'atau'.

dimana pikiran dan hasrat
tidak memiliki kekuatan untuk saling beradu
hasrat bagai sayap patah
pada akhirnya gravitasi selalu memenangkan permainan
lalu menutup mata,
dan hidup entah sebagai apa.
----------


Dia

dia suka mengenakan pakaian lusuh dengan jins belelnya
dia sangat suka mengenakan boot kesayangaannya
dia suka pagi.
dia tersenyum jika melihat matahari
dia suka tertawa
dia suka termenung lalu tertawa tanpa alasan
dia suka kopi hitam
dia suka berjalan sendirian
berjalan saja melewati jalanan
kadang-kadang dia berlari kecil

dia suka tidak perduli
tidak perduli pada mata-mata yang melihatnya
dia suka menanti langit sore.
dia suka mendengarkan alunan nada musiknya
dia suka waktunya sendiri
dia suka menari asal-asalan
dia suka membuat gambar konyolnya lalu tertawa sendiri

dia suka bercerita
bercerita pada dirinya sendiri tentang mimpi-mimpinya
dia suka menangis
dia suka bersama teman-temannya
dia suka tertawa bersama teman-temannya
dia punya masa lalu
dia punya masa depan
dia hanya dia.
-----------


Catatan Pergi

Aku muak dengan kotak-kotak yang penuh sekat
dan cahaya palsu yang gemerlap berkilauan di sepanjang jalanan kota.

Aku muak dengan harapan kecil yang membuatmu
merasa tidak berdaya dan putus asa
seperti TV penuh dengan iklan
atau radio yang penuh dengan lagu-lagu
dan musik yang memancarkan radiasi kimia
menstimulasi terjadinya perjalanan pikiran
menuju kedalam suatu interpretasi yang tercipta dari sensasi buatan
dan harapan kecil diam-diam rupanya terpendam memendam
aku muak
  
Aku muak para politikus korup
yang hampir tidak sama sekali
tidak mirip dengan tikus-tikus got berbau kotorannya sendiri
mengendap sembunyi-sembunyi dalam gelap
mencuri makanan yang berada di dalam atap rumahnya sendiri
lalu kembali bersembunyi di bawah tanah yang ia gali
untuk melindungi segala curiannya itu
muak !

Aku muak dengan hukum yang tidak pernah dihukum
tapi dapat menghukum
Aku muak dengan 'uang'
yang kamu bilang bisa memberikanmu apapun
karena terlalu sederhana
apabila 'kesenanganmu' itu
dinilai dengan helai helai kertas tipis bergambar wajah orang asing
bukan gambar wajahmu sendiri atau tulisanmu sendiri
itu adalah tempatmu dan mereka yang sebelummu
dan yang nanti setelahnya
menitipkan kesenangannya pada jumlah digit angka
yang tertera disisinya saat dicetak dalam mesin
yang seharusnya bernama 'mesin pencetak nominal kebahagiaan rakyat'.
aku muak.

 Aku muak dengan pernyataan berisi pertanyaan
dalam buku-buku pintarmu
mereka seperti kumpulan huruf-huruf terbalik
dari kalimat memiliki makna yang sebenarnya sama
membuat kita merasa seperti telah bodohi diri sendiri
sampai akhirnya benar-benar jadi bodoh
begitulah caranya buku itu menjadi pintar
karena kita menjadi bodoh.

Pada malam suka berkhayal
 " aku sudah muak "
pelepasan diri
kesenangan  yang munafik
semakin lama semakin mengikatmu erat
dalam jerat ketidaksadaran yang akut
hingga kaupun merasa muak

Aku muak pada segala bentuk aturan
yang menetapkan apa yang benar dan salah
dan segala bentuk permainan
yang menetapkan siapa yang menang dan kalah
  
Aku muak disini,
muak dan ingin pergi jauh hingga tidak perduli.
------------


Matahari dan Bulan

Matahari itu sangat tulus
dia tersenyum hangat apabila orang-orang melambai padanya
dia suka membantu merawat tumbuhan-tumbuhan
tetangga yang layu supaya kembali tumbuh dan bermekaran

Matahari akan memeluk mereka
mereka yang merasa kedinginan
memberikan kehangatan dan semangat juang bagi mereka yang putus asa.

Matahari bersinar dan terus bersinar
menyinari apapun yang dapat merasakan keberadaannya
sinarnya membangunkanmu dari mimpi-mimpi semu
semalam membukakan matamu
dan memperlihatkanmu setiap sudut kota asing
yang belum pernah kamu ketahui dan kamu lihat
membuatmu merasa kembali hidup
ingin melakukan hal-hal yang baru
ada harapan-harapan baru

masih banyak yang tersembunyi di sudut-sudut
membuatku merasa ingin kembali
berjuang tidak berhenti

Matahari selalu menyinari apapun
yang ada didekatnya supaya mereka menjadi hidup
tapi jauh disana ia memendam
banyak api yang membakar-bakar di dalam tubuhnya.
entah itu kumpulan dendam kemarahan
kekecewaan
kesedihan atau
kesakitan yang selama ini di pendam
tapi ia menelannya sendirian

Sendiri merasakan bara-bara api itu
meluap-luap dengan panasnya di dalam hati
tapi ia sudah terbiasa
ia terlalu bersinar hingga tersakiti
terlalu bersinar untuk meredup
mungkin itu karena Bulan

Bulan itu binal
ia begitu tenang
misterius
hingga bintang-bintang tertarik dekat dengannya
dia tidak dapat bersinar sama sekali
mungkin karena dia begitu dingin
dingin dan tidak perduli
karena ia diselimuti gelap begitu pekat

Matahari dan Bulan
matahari menyinari bulan
dan terpukau karena kecantikannya
yang dingin dan keberaniannya menyetubuhi gelap

Matahari merasakan kesedihannya
sehingga setiap malam diberikan sinarnya untuk Bulan
supaya ia bercahaya

Pada saat-saat tertentu
Bulan mengenakan cincin andalannya berwarna-warni
cincin yang melingkar dengan sangat indah
dan eksotis yang ia kenakan pada malam-malam memukau
seperti saat Matahari dan Bulan bercinta
melalui kolaborasi cahaya mereka yang memukau
di senja malam hari
cincin Bulan melingkar sempurna
disertai warna-warnanya membias indah
dan ia tersipu malu membentuk sabit

Matahari menuliskan cahaya kasihnya pada langit
tetap bersembunyi mengetahui malam
tidak akan pernah menerima keberadaannya
tidak lupa ditemani bintang-bintang yang ramai
dan suara angin yang teduh
Bulan malam itu sangat putih
berkilauan
cantik adanya

Bulan memang memabukkan
ia seperti simbol romantisme bercinta
ia memberikan ketenangan dan inspirasi.
ia dapat membuat orang menangis rapuh
dalam rangkulan kelamnya yang sendu
lalu ia akan membuatkanmu mimpi-mimpi yang baru
mimpi-mimpi yang tercipta dari kelembutan malam
mimpi-mimpi yang harusnya diteruskan pada Matahari
agar mimpi itu bersinar
agar mimpi itu tak ‘kan menjadi kelam atau pekat
seperti Bulan terjebak gelapnya malam
Karena cantik dan indahnya Bulan
tak ‘kan bisa dilihat pabila matahari tidak menyinarinya.

dan Matahari sudah terlalu mencintai Bulan
menerangi sepanjang hidupnya
sekalipun tanpa bertemu dan mencium keningnya
matahari timbul, bulan tenggelam
bulan timbul, matahari tenggelam
"Aku rindu"
------------------


 Hap!

Jika perjalanan hidup itu seperti jalan setapak
kamu melompat
hap!

Memulai perjalanan
menuju tapak berikutnya
lalu melompat kembali hap!

berada di tapak berikutnya
lalu mundur, hap!

mencoba mencari ingatan di masa lalu
tidak ingin terjebak lalu kamu
berlari maju,
hap! hap! hap!
Lalu kamu kelelahan,
sejenak mengambil nafas diatas tapak yang sedikit retak.

Disini semuanya membeku
waktu membeku
warna membeku
bentuk membeku
suara membeku
sekalipun aliran darah membeku
kamu membuka mata
akhirnya benar-benar membuka matamu
dari perjalanan-perjalanan klise yang hanya kilasan

Disini kamu sendiri
kamu merasa sepi
hanya ada lautan asing dibawah tapak retak yang hampir rapuh
Ada ikan-ikan asing yang bercorak liar
dan ular-ular yang bercorak cantik menari-nari
dalam indah dunianya
mencoba memanggil-manggil melalui kesendirian itu

Tapak ini menjadi semakin cepat retak
terlalu lelah untuk berpijak apalagi melompat.

Kamu takut
kamu berlari
kamu melompat
hap! hap! hap!

" Mau kemana ?"
Bisik burung elang yang terbang lewat
Hap!

Langkahmu terhenti
duduk di atas tapak yang kuat
dan menunggu datangnya jawaban.
-----------------



Jika

air mata atau
senyuman ?

jika kita dulu
adalah ikan yang berenang dalam kolam air mata keruh cinta

bagaimana jika
jadi kupu kupu yang berada dalam kebun warna warni cinta ?
(larutlah kupu kupu kecilku)
----------------


 Simfoni Malam Ini

Simfoni malam ini
menghanyutkanku ke dalam dunia
yang selama ini tersembunyi

Aku sedang menutup mata
menikmati setiap detik bercumbu dengan harmonika
yang kubiarkan mendesah pelan memecah kesunyian malam
suaranya merintih
menyayat hati

Kubiarkan diriku terbawa nafsu gairah pilu
aku melayang
meninggalkan semu meraih intuisi
akupun sadar sedang menyetubuhi rasa
nyawa dari segala molekul hidup yang terlupa
gelap malam mendekap diriku begitu erat
membiarkanku diselimuti lara.

Aku menikmati diriku dibawah naungan rasa
perlahan aku coba membuka mata
ada cahaya rembulan menyelinap masuk melalui celah jendela
aku coba menggenggam cahaya itu dengan tanganku
menikmati setiap siraman cahayanya
yang semakin membangkitkan gairah rasa

Akupun memindahkan diri
untuk merebahkan diriku dibawah cahaya itu
kemudian kembali menutup mata
bercumbu dengan harmonika
di bawah sinar cahaya sang pangeran malam
kembali ke dalam dunia tersembunyi.
----------
16 september 2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesederhanaan Benny Josua Mamoto Pada Upacara Adat Watu Pinawetengan 7 Juli 2016

EKSPRESI ARTISTIK PANTAI MALALAYANG DAN KALASEI KARYA ARIE TULUS oleh Drs.Meyer Matey.M.Sn.